TELUR ASIN

Sebagian masyarakat Indonesia, khusunya yang tinggal di Pulau Jawa, sudah sangat akrab dengan telur asin. Yaitu telur rebus yang tanpa harus dengan penambahan garam lagi, sudah asin rasanya. Aroma dan teksturnya pun khas, kuning telurnya masir dan sedikit berminyak.

Untuk menghasilkan telur asin yang baik, telur itik yang digembalakan dari sawah ke sawah lebih baik daripada telru itik yang dihasilkan peternakan intensif yang menggunakan konsentrat atau pakan jadi. Kecuali beberapa peternakan intensif yang mengggunakan pakan organik dan alami. Perbedaan yang mencolok dapat dilihat dari kuning telurnya, telur itik peternakan intensif dengan pakan konsentrat atau pakan jadi kuning telurnya kelihatan pucat dan tidak menarik. Sementara telur itik yang digembalakan sangat jauh bedanya, kuning tua yang mencolok. Beberapa itik yang dikelola intensif dengan menggunakan pakan alami bahkan warnakuning telurnya kemerah-merahan.

Rasa asin telur asin yang dihasilkan sangat bergantung kepada lama penyimpanan. Bagi yang menyukai telur asin sebagai teman nasi, maka penyimpanan selama 15 hari cukup maksimal. Selain asinnya kental, kuning telurnya pun kuning tua dan berminyak. Untuk sekedar ditambul, dimakan dengan kerupuk, maka yang disimpan 10 hari asinnya cukup.

Bahan :
– 100 butit telur asin
– 1 ember abu gosok,
– 1 ember tumbukan bata merah
– 2 kg garam dapur dan
– 5 siung bawang putih

Cara pembuatannya :
1. Telur itik yang masih segar (baru) dicuci bersih dengan sabun colek. Digosok-gosok dengan menggunakan sabut kelapa.
2. Dibilas dengan air bersih dan ditiriskan. Kemudian dibilas lagi sampai bau sabunnya hilang sama sekali. Ditiriskan dan dijemur sampaikulit telurnya kering.
3. Untuk adonan, abu gosok dicampur tumbukan bata merah dan garam dapur. Diberi air secukupnya, diaduk-aduk sehingga adonan menjadimudah dibentuk. Bawang putih digerus harus dan dicampurkan pada adonan.
4. Telur segar yang sudah bersih dan kering kulitnya dibalut dengan adonan satu persatu. Disusun rapih pada ember plastik. Disimpan pada tempat yang lembab selama 10 – 15 hari. Lama penyimpanan sangat berpengaruh terhadap rasa telur asin, makin lama disimpan makin asin.
5. Setelah mencapai waktu yang ditetapkan, 10 hari misalnya. Maka balutan adonan dilepaskan, dicucu bersih dan ditiriskan.
6. Kemudian direbus menggunakan panci terbuka (tidak ditutup) dengan api tidak terlalu besar. Perebusan yang baik umumnya kurang-lebih selama 4 jam.
7. Telur yang sudah matang, diangkat dan ditiriskan. Maka telur asin tanpa bau anyir siap dihidangkan.

TELUR PINDANG

Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah. Telur terdiri dari protein 13 %, lemak 12 %, serta vitamin, dan mineral. Nilai tertinggi telur terdapat pada bagian kuningnya. Kuning telur mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan serta mineral seperti : besi, fosfor, sedikit kalsium, dan vitamin B kompleks. Sebagian protein (50%) dan semua lemak terdapat pada kuning telur. Adapun putih telur yang jumlahnya sekitar 60 % dari seluruh bulatan telur mengandung 5 jenis protein dan sedikit karbohidrat. Kelemahan telur yaitu memiliki sifat mudah rusak, baik kerusakan alami, kimiawi maupun kerusakan akibat serangan mikroorganisme melalui pori-pori telur. Oleh sebab itu usaha pengawetan sangat penting untuk mempertahankan kualitas telur.

Prinsip pengawetan telur adalah untuk :

1) Mencegah masuknya bakteri pembusuk ke dalam telur;

2) Mencegah keluarnya air dari dalam telur.

Beberapa proses pengawetan telur utuh yang diawetkan bersama kulitnya

antara lain :

1) proses pendinginan;

2) proses pembungkusan kering;

3) proses pelapisan dengan minyak;

4) proses pencelupan dalam berbagai cairan.

BAHAN TELUR PINDANG

1) Telur ayam negeri/bebek 30 butir

2) Daun jambu biji/serabut kelapa 100 gram/secukupnya

3) Garam 200 gram

4) Air 1 liter

5) Daun salam secukupnya

ALAT

1) Panci

2) Kompor atau alat pemanas lain.

CARA PEMBUATAN TELUR PINDANG

1) Cuci telur segar atau mentah sebanyak 3 0 butir;

2) Buat larutan garam 6%~10% (60 sampai 100 gram dalam 1 liter air);

3) Rebus telur dalam larutan garam, kemudian masukkan daun salam dan daun jambu biji atau serabut kelapa sebanyak yang telah ditentukan. Apabila telur sudah setengah matang (kira-kira 10 menit perebusan), lakukan peretakan kulit telur (dengan cara memukul-mukulnya) sehingga kulit telur menjadi retak;

4) Teruskan perebusan sampai 20 menit. Pemasakan tersebut dilakukan sampai warna permukaan kulit telur menjadi coklat kehitaman lalu dinginkan.